A. HAKIKAT INTELEGENSI
Orang sering kali menyamakan arti inteligensi dengan IQ, padahal kedua istilah ini mempunyai perbedaan arti yang sangat mendasar.
Arnold Buss menyebutkan bahwa intelegensi dapat dipandang sebagai tempramen. Suatu kecenderungan tingkah laku, hakikat konstitusional, sebgai tanda yang membedakan individu satu dengan lainnya. Beberapa ahli psikologi menyatakan bahwa temperamen hanyalah tingkah laku emosional. Hal ini membatasi intelegensi sebagai temperamen. Buss memberikan pendekatan yang lebih luas. Intelek adalah sebagaian kepribadian dan penentu perbedaan individu adalah temperamen.
Secara umum, teori intelegensi telah dilihat dari salah satu perspektif ( Muchler, 1974). Yaitu perspektif umum dan khusus. Spearman pada tahun 1927 juga mengungkapkan bahwa intelegensi terdiri atas tingkatan kemampuan umum yang tinggi. Ia menghipnotiskan bahwa intelek merupakan komposisi factor umum (u) yang mendasari fungsi-fungsi khusus (kh) yang berhubungan dengan tugas-tugas dan situasi.
Dalam teorinya, orang berbeda karena tingkat factor umum dan karena kualitas factor-faktor khusus. Sehingga seseorang dapat memiliki intelegensi yang lebih dari pada orang lain. Pendekatan terhadap intelegensi yang banyak berlaku dewasa ini adalah studi kemampuan-kemampuan khusus. Terutama yang berkaitan dengan kesuksesan dalam berbagai bidang studi. Murid yang rata-rata memiliki prestasi baik disemua bidang studi dianggap memiliki intelegensi yang tinggi.
Metode dasar penentuan warisan intelegensi adalah menguji IQ individual yang memiliki perbedaan hubungan darah. IQ orang-orang tidak memiliki hubungan darah dapat tidak bekorelasi. Mereka yang memiliki hubungan darah hanya akan memiliki korelasi positif yang rendah.
Intelligence Quotient atau yang biasa disebut dengan IQ merupakan istilah dari pengelompokan kecerdasan manusia yang pertama kali diperkenalkan oleh Alferd Binet, ahli psikologi dari Perancis pada awal abad ke-20. Kemudian Lewis Ternman dari Universitas Stanford berusaha membakukan test IQ yang dikembangkan oleh Binet dengan mengembangkan norma populasi, sehingga selanjutnya test IQ tersebut dikenal sebagai test Stanford-Binet.
Pada masanya kecerdasan intelektual (IQ) merupakan kecerdasan tunggal dari setiap individu yang pada dasarnya hanya bertautan dengan aspek kognitif dari setiap
masing-masing individu tersebut. Kecerdasan intelektual (IQ) diyakini menjadi sebuah ukuran standar kecerdasan selama bertahun-tahun. Bahkan hingga hari ini pun masih banyak orangtua yang mengharapkan anak-anaknya pintar, terlahir dengan IQ (intelligence quotient) di atas level normal (lebih dari 100).
Inti kecerdasan intelektual ialah aktifitas otak. Otak adalah organ luar biasa dalam diri kita. Beratnya hanya sekitar 1,5 Kg atau kurang lebih 5 % dari total berat badan kita. Namun demikian, benda kecil ini mengkonsumsi lebih dari 30 persen seluruh cadangan kalori yang tersimpan di dalam tubuh. Otak memiliki 10 sampai 15 triliun sel saraf dan masing-masing sel saraf mempunyai ribuan sambungan. Otak satu-satunya organ yang terus berkembang sepanjang itu terus diaktifkan. Kapasitas memori otak yang sebanyak itu hanya digunakan sekitar 4-5 % dan untuk orang jenius memakainya 5-6 %. Sampai sekarang para ilmuan belum memahami penggunaan sisa memori sekitar 94 %.
Tingkat kecerdasan seorang anak yang ditentukan secara metodik oleh IQ (Intellegentia Quotient) memegang peranan penting untuk suksesnya anak dalam belajar. Menurut penyelidikan, IQ atau daya tangkap seseorang mulai dapat ditentukan sekitar umur 3 tahun. Daya tangkap sangat dipengaruhi oleh garis keturunan (genetic) yang dibawanya dari keluarga ayah dan ibu di samping faktor gizi makanan yang cukup.
Thorndike (1927), yang tidak disukai spearman, telah yakin bahwa intelegensi merupakan kemampuan khusus. Ia mengidentifikasi intelegensi sebagai :
1. Kemampuan abstrak, yaitu kemampuan untuk memecahkan ide-ide dan simbol-simbol
2. Kemampuan mekanis, yaitu kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas dan mekanisme tertentu yang berkaitan dengan aktifitas sensori-motorik.
3. Kemampuan social, yaitu kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain.
(buku hendyat soetopo,1983:16)
B. PENGERTIAN KECERDASAN INTELEKTUAL MENURUT PARA AHLI
Kecerdasan intelektual lazim disebut dengan inteligensi. Intelegensi merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir dan di anggap sebagai kemampuan tertinggi dari jiwa makhluk hidup yang hanya dimiliki oleh manusia, yang dengan kemampuan intelegensi ini memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Pendapat tokoh mengenai intelegensi dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Wiliam stern, intelegensi adalah kesanggupan jiwa untuk dapat menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat dalam situasi yang baru.( buku abdul rahman saleh,1983:75)
2. Charles sperman(1863-1945), intelegensi adalah kemampuan tunggal. Bahwa semua tugas dan prestasi mental hanya menuntun dua macam kualitas saja, yaitu intelegensi umum dan keterampilan individu dalam hal tertentu.
3. L.L thurstone (1887-1955), dia menyatakan dengan tegas bahwa intelegensi umum dari tujuh kemampuan yang dapat dibedakan dengan jelas yaitu:
a. Untuk menjumlah, mengurangi, mengalihkan, dan membagi.
b. Menulis dan berbicara dengan mudah
c. Memahami dan mengerti makna kata yang diucapkan
d. Memperoleh kesan akan sesuatu
e. Mampu memecahkan persoalan dan mengambil pelajaran dari pengalaman lampau
f. Dengan tepat dapat melihat dan mengerti hubungan benda dalam ruang
g. Mengenali objek dengan tepat dan tepat
4. Raven , memberikan pengertian yang lain. Ia mendefinisikan inteligensi sebagaikapasitas umum individu yang nampak dalam kemampuan individu untuk menghadapi tuntutan kehidupan secara rasional.
5. Wechsler, Ia mengemukakan bahwa inteligensi adalah kemampuan global yang dimiliki oleh individu agar bisa bertindak secara terarah dan berpikir secara bermakna serta bisa berinteraksi dengan lingkungan secara efisien.
6. Terman , intelegensi adalah kesanggupan untuk belajar secara abstrak
7. Dearborn , intelegensi adalah kesanggupan untuk belajar dari pada pengalaman
8. Binet , intelegensi meliputi pwngertian penemuan suatu yang baru, ketetapan hati dan pengeritikan diri sendiri.
9. Wood worth, intelegensi ada tidak aspeknya yaitu pengenalan suatu yang penting penysunan diri dengan situasi yang baru dan ingatan.
10. Menurut David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif.
11. Menurut arah atau hasilnya :
· Intelegensi praktis adalah intelegensi untuk dapat mengatasi situasi sulit dalam suatu kerja yang berlangsung secara cepat dan tepat
· Intelegensi teoritis adalah intelegensi untuk dapat mengadakan suatu pikiran penyelesaian soal atau masalah dengan cepat dan tepat
(buku fauzik lendriyono,2003:84)
C. CIRI – CIRI PERBUATAN INTELEGENSI
Suatu perbuatan dapat di anggap intelegensi bila memenuhi beberapa syarat, antara lain :
1. Mempunyai taraf kesukaran
Adanya suatu masalah yang menjawabnya dengan berfikir itulah intelegen
2. Sesuai dengan tujuan perbuatannnya
Perbuatan intelegensi berarti dapat mencapai tujuan dengan tepat dalam tempo yang cepat, tidak banyak mengeluarkan tenaga dan biaya
3. Sifatnya asli
Intelegensi harus disertai dengan keaslian. Asli dari buah pikirannya sendiri untuk memecahkan masalah yang dihadapi
4. Mengandung abstraksi
Perbuatan intelegensi dalam memilih alternative pemecahan soal
5. Diijinkan oleh masyarakat
6. Memerlukan pemusatan perhatian
Perbuatan intelegensi memerlukan perhatian yang terpusat pada soal yang akan dipecahkan
( buku agus sujanto.1983 hal 259)
D. TEORI DAN MODEL-MODEL INTELEGENSI
1. Teori UNI-faktor Wiliam Stern.
Teori ini terakhir kita ketahui sebagai kapasitas umum atau teori kapasitas umum. Ide stern ini berkembang dari luar pemikiran binet. Apabila digambarkan teori stern akan Nampak sederhana, seperti gambar disamping G
Gambar ini membahas tentang kemampuan umum. Kemampuan tunggal ini diberi tanda G seperti yang tertera pada gambar diatas.
2. Teori Dua-Faktor Spearman.
Dalam factor ini spearman mengemukakan teori dua. Yaitu :
a. Kapasitas umum
b. Tiga jenis intelegensi khusus.
Spearman membahas kapasitas dengan metode statistik,yang kemudian ia sebut “intelegensi khusus”. Yang dikonsepkan pada gambar dibawah ini yaitu :


S1 2S
G S3
Gambar teori Dua-faktor Spearman, dengan Kapasitas Umum(g) dan tiga jenis intelegensi khusus
Penjelasan gambar :
Gambar tersebut menggambarkan teori dua-faktor Spearman. Didalamnya ada huruf G yang menunjukkan intelegensi umum. Diluarnya terdapat 3 ruang yang lebih kecil dan diberi tanda huruf S1, S2, S3 yang disebut terakhir oleh spearman diberi anama intelegensi khusus.ia menyelidiki intelegensi dengan metode statistic yang akurat.
Diikhtisar, maka teori ini tentang teori perbedaan individual sebagai berikut :
1. Orang memiliki jumlah g (kapasitas general) yang berbeda.
2. Dalam diri seseorang, jumlah factor-faktor s berbeda.
3. Orang memiliki perbedaan jumlah dan jenis factor g.
E. INDIKATOR DAN ALAT UKUR IQ.
Berdasarkan pengalaman, tidak ada indikator dan alat ukur yang jelas untuk mengukur atau menilai kecerdasan setiap individu, kecuali untuk kecerdasan intelektual atau IQ, dalam konteks ini dikenal sebuah tes yang biasa disebut dengan psikotest untuk mengetahui tingkat IQ seseorang.
Akan tetapi test tersebut juga tidak dapat secara mutlak dinyatakan sebagai salah satu identitas dirinya karena tingkat intelektual seseorang selalu dapat berubah berdasarkan usia mental dan usia.kronologisnya.Telah diakui bersama bahwa anak yang lebih tua dapat menyelesaikan tugas-tugas yang tidak dapat dilakukan oleh anak muda. Binet menggunakan fakta ini sebagai dasar untuk merumuskan konsep umur mental : “ bahwa selama masa kanak-kanak, intelegensi bertambah sejalan dengan bertambah umurnya. Oleh sebab itu, item-item tes harus disusun dengan memperhatikan tingkat umur yang berbeda-beda .
Sebagai contoh kami tampilkan item-item yang disusun oleh para ahli untuk tingkat umur 8 tahun dari skala intelegensi Stanford –binet pada tahun 1937
|
Fakta semacam ini memunculkan dua konsekuensi yaitu :
a. IQ rata-rata adalah 100 dari tes yang dibuat, bukan karena hokum alamiah.
b. Umur mental adalah suatu skor dari suatu tes, dengan menggunakan item-item yang memiliki tingkat kesukaran yang berbeda-beda.
Klasifikasi IQ
| TINGKAT KECERDASAN | IQ |
| Genius | Di atas 140 |
| Sangat Super | 120 - 140 |
| Super | 110 - 120 |
| Normal | 90 -110 |
| Bodoh | 80 - 90 |
| Perbatasan | 70 - 80 |
| Moron / Dungu | 50 - 70 |
| Imbecile | 25-50 |
| Idiot | 0 - 25 |
Dengan berdasarkan table diatas maka klasifikasi didasarkan pada intelegensi, namun pada tes intelegensi tersebut tergantung pada item-item yang dimasukkan dalam tes intelegensi tersebut. Maka
Intelegensi dapat diukur dengan mengambil sample “ performance “ atau penampakan individu melalui 7 bidang :
1. Kemampuan dibidang angka
2. Kemampuan dalam bidang penguasaaan kata.
3. Kemampuan dalam bidang penalaran.
4. Kemampuan dibidang penguasaan ruang
5. Kemampuan dibidang ingatan asosiatif
6. Kemampuan dibidang arti kata
7. Kemampuan dibidang kecepatan perceptual.
Rumus kecerdasan umum, atau IQ yang ditetapkan oleh para ilmuwan adalah :
| Usia Mental Anak | x 100 = IQ |
| Usia Sesungguhnya |
Contoh : Misalnya anak pada usia 3 tahun telah punya kecerdasan anak-anak yang rata-rata baru bisa berbicara seperti itu pada usia 4 tahun. Inilah yang disebut dengan Usia Mental. Berarti IQ si anak adalah 4/3 x 100 = 133.
F. KESULITAN-KESULITAN DALAM MENGUKUR INTELEGENSI
Dalam mengukur intelegensi juga terdapat kesulitan-kesulitannya diantara lain :
a. Variable-variabel cultural
b. Masalah gaya kognitif
c. Pemikiran yang dilepas.
F. FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN INTELEGENSI
Factor-faktor yang menentukan intelegensi adalah
a. Genetika
Pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan cirri-ciri yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan kita yakni dapat tidaknya memecahkan masalah suatu soal. Pertama-tama ditentukan oleh pembawaan kita, orang tua ada yang pintar dan ada yang bodoh. Meskipun menerima pelajaran yang sama.
Berikut ini beberapa korelasi yang patut dipertimbangkan, antara IQ seseorang dengan IQ lain :
| Ayah-anak | 51 |
| Ibu-anak | 55 |
| Saudara kandung | 50 |
| | Keluarga biologis | Keluarga adoptif |
| Ibu-anak | 41 | 09 |
| Ayah-anak | 40 | 16 |
| Anak-anak | 35 | 03 |
b. Lingkungan
Ada beberapa lingkungan yang menjadi factor diantara lain :
1. Lingkungan yang membangkitkan semangat
2. Dorongan orang tua
3. Penyekolahan yang baik
4. Keterampilan bernalar yang spesifik
5. Praktik yang berkelanjutan
Ada juga factor biologis tertentu yang juga merupakan factor lingkungan.yaitu :
a. Kepedulian prenatal
b. Nutrisi
c. Kebebasan dari penyakit dan trauma fisik.
d. Pembawaan dan minat yang khas
Dalam intelegensi, pembawaan ini memegang peranan yang sangat penting. Merupakan motor penggerak dari intelegensi kita
e. kematangan dan pembentukan
Kematangan adalah pertumbuhan dari dalam.seorang anak yang berumur 7 tahun jasmaniah maupun rohaniah belum matang. Anak itu sedikitpun tidak dapat memahami hitungan persamaan hitungan tersebut masih terlalu abstrak.andaikata anak itu usianya telah 10 tahun niscaya hitungan itu tak akan sulit baginya.sedangkan pembentukan adalah perkembangan dibawah pengaruh keadaan-keadaan luar.maka factor pembentukan inilah yang mana pada usia 10 intelegensi dapat menghitung perhitungan persamaan. maka dari itu sekolah ini merupakan peranan penting.
f. Kebebasan
Kebebasan berarti manusia dapat memilih metode. Metode yang tertentu dalam memecahkan masalah – masalah.
(buku agus sujanto.1983 hal 260)
G. PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL(IQ) TERHADAP PRESTASI BELAJAR
Intelegensi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan menyelesaikan masalah. Intelegensi memiliki pengaruh yang cukup besar dalam menentukan prestasi belajar siswa. Hal ini dikarenakan seseorang yang memiliki tingkat intelegensi cukup tinggi akan cenderung menyelesaikan tugas-tugas dan memecahkan masalah yang dihadapi dengan mudah dan cepat. Begitu juga sebaliknya. Perbedaan prestasi tersebut akan semakin Nampak dalam bidang eksak dan bahasa termasuk dalam hal ini adalah prestasi dalam mata pelajaran akuntasi.
Kegiatan belajar merupakan proses perubahan sikap,pengetahuan dan tingkah laku atau biasa disebut dengan ranah efektif,kognitif dan psikomotorik. Perubahan tersebut dapat dilihat dari prestasi belajar yang diperoleh darihasil evaluasi yang diberikan kepada siswa .
Berdasarkan hasil analisis data ternyata ada pengaruh yang signifikan antara iq terhadap prestasi belajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data menunjukan nilai sig + 0,00 < a (0,05). Sehingga Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan antara kecerdasan iq terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran akuntasi ditolak. Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Parwanto (200;59) yang mengatakan tingkat kecerdasan yang tinggi memberikan kemungkinan bergerak dan berkembang dalam bidang tertentu, sehungga mampu mendorong seseorang untuk berprestasi.
Casino - Casino, Slots, Blackjack, Poker, Bingo, Table Games
ReplyDeleteWelcome to Mapyro! Your casino is your new home for 양주 출장샵 thrilling 진주 출장마사지 online gaming with over 1300 구미 출장마사지 exciting games, including Blackjack, 인천광역 출장샵 Poker, Bingo, Rating: 4.3 · 1,896 votes 나주 출장마사지